Berhati-hatilah di media sosial!!!
Jangan mengklik tautan dalam email
atau di pesan media sosial yang tidak diharapkan, terutama dari sumber
yang tidak diketahui.
Di dunia yang sangat terkoneksi saat ini, pertanyaannya tidak lagi
apakah Anda akan diserang – tapi kapan. Berdasarkan Laporan terbaru
Symantec (Internet Security Threat Report, Volume 20) menunjukkan
pergeseran taktis oleh penyerang cyber: Mereka menyusup ke jaringan dan
menghindari deteksi dengan membajak infrastruktur perusahaan besar dan
menggunakannya untuk melawan mereka.
"Kami melihat perubahan dramatis dalam modus serangan. Penyerang telah
meningkatkan permainan mereka dengan mengelabui perusahaan-perusahaan
agar menginfeksi diri sendiri melalui pembaruan software yang terifeksi
Trojan dan mendapatkan akses penuh ke jaringan perusahaan bahkan tanpa
harus memaksa masuk," kata Subhendu Sahu, Senior Director, ASEAN
Channels, Symantec.
Dia menambahkan, "Hampir tidak ada perusahaan, baik besar maupun kecil,
yang kebal terhadap serangan terarah. Di Indonesia, 60 persen UKM
dengan karyawan kurang dari 250 orang menjadi sasaran serangan phishing
pada tahun 2014. Mengingat canggihnya serangan ini, keamanan TI yang
baik sangat penting dan praktik keamanan cyber yang luas harus menjadi
norma."
Penyerang Sukses dengan Kecepatan dan Presisi
Pada tahun di mana kerentanan zero-day mencapai rekor, penelitian
Symantec mengungkapkan bahwa perusahaan software membutuhkan rata-rata
59 hari untuk membuat dan melakukan tambalan keamanan (patch) – naik
dari hanya empat hari pada tahun 2013. Penyerang mengambil keuntungan
dari keterlambatan tersebut dan, dalam kasus Heartbleed, merangsek untuk
mengeksploitasi kerentanan dalam waktu empat jam. Secara total 24
kerentanan zero-day ditemukan pada tahun 2014, sehingga menciptakan
lapangan terbuka bagi para penyerang untuk mengeksploitasi celah
keamanan yang diketahui sebelum mereka ditambal.
Selain itu, Symantec mengamati bahwa penyerang:
-
Menggunakan akun email yang dicuri dari satu korban di perusahaan
untuk melancarkan spear-phish ke korban lain yang posisinya lebih
tinggi;
-
Mengambil keuntungan dari alat dan prosedur manajemen perusahaan untuk
memindahkan IP (intellectual property/hak kekayaan intelektual) yang
dicuri di dalam jaringan perusahaan sebelum menyelundupkan IP yang
dicuri ke luar perusahaan;
-
Membangun software serangan khusus dalam jaringan korban mereka untuk lebih menyamarkan kegiatan mereka.
Pemerasan Digital Meningkat
Email tetap menjadi vektor serangan signifikan bagi penjahat cyber,
namun mereka terus bereksperimen dengan metode-metode serangan baru di
perangkat mobile dan jaringan sosial untuk menjangkau lebih banyak
orang, dengan lebih sedikit upaya.
"Alih-alih melakukan pekerjaan kotor sendiri, penjahat cyber mengambil
keuntungan dari pengguna yang tidak sadar, untuk memperluas penipuan
mereka," tambah Sahu. "Saat ini Indonesia berada di posisi 13 tertinggi
di kawasan Asia Pasifik dan Jepang (APJ) untuk penipuan melalui media
sosial. Yang menarik, sebagian besar penipuan tersebut, hampir 87
persen, disebar secara manual di mana penyerang memanfaatkan kepercayaan
yang dimiliki oleh korban terhadap konten yang dibagi oleh teman-teman
mereka.”
Meskipun penipuan media social dapat memberikan keuntungan cepat bagi
penjahat cyber, beberapa penyerang mengandalkan metode serangan yang
lebih menguntungkan dan agresif seperti ransomware, yang meningkat 113
persen tahun lalu. Secara khusus korban serangan kripto-ransomware
meningkat 45 kali lipat dibandingkan pada tahun 2013.
Alih-alih
berpura-pura menjadi penegak hukum yang mengumpulkan denda dari konten
yang dicuri, seperti yang kita lihat pada ransomware tradisional, gaya
serangan kripto-ransomware yang lebih ganas menyandera file, foto dan
konten digital lainnya tanpa menutupi niat penyerang. Di Indonesia,
diperkirakan terdapa 4.000 serangan ransomware sepanjang tahun 2014,
urutan ke-10 tertinggi di kawasan APJ.
Amankan, Jangan Sampai Hilang!
Karena penyerang tetap konsisten dan berkembang, terdapa banyak langkah
yang bisa diambil perusahaan dan konsumen untuk melindungi mereka.
Sebagai permulaan, Symantec merekomendasikan praktik-praktik terbaik
sebagai berikut.
Untuk Perusahaan:
-
Jangan kalah tanpa persiapan: Gunakan solusi intelijen ancaman
canggih untuk membantu menemukan indikator penyusupan dan merespon lebih
cepat saat insiden tesebut terjadi.
- Gunakan sistem keamanan yang kuat: Implementasikan keamanan perangkat
multi-lapis, keamanan jaringan, enkripsi, otentikasi kuat dan teknologi
berbasis reputasi. Bermitralah dengan penyedia layanan keamanan untuk
memperluas tim TI anda.
-
Bersiaplah untuk menghadapi kemungkinan terburuk: Manajemen insiden
memastikan kerangka keamanan Anda dioptimalkan, terukur dan bisa
diulang, dan pelajaran diperoleh memperbaiki kekuatan keamanan Anda.
Pertimbangkan untuk menambahkan kesepakatan tetap dengan pakar pihak
ketiga untuk membantu mengelola krisis.
-
Memberikan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan: Buat pedoman dan
kebijakan perusahaan, dan prosedur untuk melindungi data penting pada
perangkat pribadi dan perusahaan. Secara teratur evaluasi tim
investigasi internal dan jalankan atihan praktis - untuk memastikan Anda
memiliki keterampilan yang diperlukan untuk secara efektif memerangi
ancaman cyber.
Untuk Konsumen:
-
Gunakan password yang kuat: Hal ini harus ditekankan terus-menerus.
Gunakan password yang kuat dan unik untuk akun dan perangkat Anda, dan
lakukan pembaharuan secara teratur - idealnya setiap tiga bulan. Jangan
pernah menggunakan password yang sama untuk beberapa akun.
- Berhati-hatilah di media sosial: Jangan mengklik tautan dalam email
atau di pesan media sosial yang tidak diharapkan, terutama dari sumber
yang tidak diketahui. Scammers tahu orang-orang cenderung mengklik
tautan yang dikirimkan teman-teman mereka, sehingga mereka bisa menyusup
ke akun untuk mengirim tautan berbahaya ke kontak pemilik akun
tersebut.
-
Ketahuilah apa yang Anda bagi: Ketika menginstall perangkat yang
terhubungkan dengan jaringan, seperti router rumah atau termostat, atau
mengunduh aplikasi baru, tinjau permintaan izin untuk melihat data yang
Anda berikan. Nonaktifkan akses remote bila tidak diperlukan.