Penyebaran akses internet di seluruh dunia masih belum merata. Di Asia,
hanya 27 persen dari populasi yang bisa tersambung ke jaringan global
itu. Di Afrika angkanya bahkan hanya 16 persen. Google memperkirakan
hanya satu dari tiga orang di bumi yang memiliki akses ke internet.
Salah satu kendala terbesar yang menghalangi penyebaran internet adalah
masalah geografis yang menyulitkan pembangunan infrastrukur. Contohnya,
hutan yang sulit ditembus, gunung, dan pulau-pulau yang terpisah oleh
lautan.
Itulah permasalahan yang hendak diatasi oleh Google
dalam "ide" terbarunya yang dinamai "Project Loon". Perusahaan ini ingin
meratakan akses internet untuk orang-orang di seluruh dunia, termasuk
mereka yang tinggal di daerah-daerah terpencil. Caranya? Memakai balon
udara (baloon).
Seperti dikutip dari AllThingsD,
balon-balon ini rencananya akan dilengkapi dengan peralatan elektronik
bertenaga surya dan diterbangkan ke lapisan stratosfer pada ketinggian
20 km atau dua kali ketinggian terbang pesawat, tapi masih berada jauh
di bawah jalur orbit satelit.
Dari sana, balon-balon Google akan tersambung ke menara internet service provider
(ISP) di darat. Sinyal akan diteruskan ke balon-balon lain yang
sama-sama terbang di langit dan berada dalam jangkauan. Nah, sambungan
internet ini kemudian dipancarkan oleh tiap-tiap balon ke permukaan bumi
secara nirkabel dan bisa ditangkap dengan menggunakan perangkat
penerima khusus.
"Pada intinya, kami mencoba menciptakan
jaringan di langit," ujar Rich DeVaul, Kepala Arsitek Bidang Teknis
Project Loon, dalam video penjelasan yang dirilis Google, seperti bisa
dilihat dalam video resmi Project Loon.
Dalam keterangan resminya,
Google mengatakan bahwa setiap balon Project Loon bisa memberikan
koneksi internet nirkabel pada area dengan diameter 40 km. Kecepatan
transfer data yang dihasilkan disebut bisa setara dengan "koneksi 3G".
Karena menggunakan panel surya, balon-balon tersebut tidak memerlukan
bahan bakar untuk beroperasi. Cara mengendalikannya bukan memakai
baling-baling atau alat propulsi lain, melainkan dengan menaik-turunkan
balon untuk mengikuti arah embusan angin di lapisan-lapisan stratosfer
yang berbeda. Sebuah program dengan algoritma khusus pun telah disiapkan
untuk keperluan "menyetir" balon secara otomatis.
Minggu ini,
Google berencana melakukan uji coba Project Loon di Canterbury, Selandia
Baru. Sebanyak 50 peserta akan mencoba tersambung ke internet melalui
balon. Setelah itu, Google akan melanjutkan pilot program ke negara lain
yang berada di garis lintang yang sama dengan Selandia Baru.
Penasaran? Kunjungi laman Project Loon di tautan berikut ini.
0 komentar:
Posting Komentar